Ibu di rumah

Sampai saat ini masih ada pertanyaan dari keluarga atau kerabat dekat tentang apakah tidak ingin bekerja kembali setelah usia Kaina 2 tahun. Mereka menilai sudah dapat kembali bekerja kantoran, semua keadaan mendukung koq, Kaina sudah lewat masa ASI dan ada mba yang baik hati siap mengasuh Kaina. Kurang apalagi? Tinggal cari kantor dekat rumah, selesai. Terlepas dari itu semua mungkin ini adalah godaan atau cobaan untuk saya dan suami hehe. Saya ngga cukup punya alasan buat ninggalin Kaina yang masih perlu didikan dari ibunya. Pernah baca juga katanya kalau anak yang ditinggal bekerja bisa lebih mandiri, semua ada lebih dan kurangnya. Tentu faktor ibu bekerja atau ibu di rumah, bukan hal yang menjamin kemandirian seorang anak. Tapi buat saya belajar dari kekurangan yang lain, baca, cari tahu lagi karena memang mendidik seorang anak perlu ilmu.

Kalau ada yang beranggapan ketika istri berhenti bekerja kantoran, pendapatan dalam rumah tangga ada yang hilang, alhamdulillah ini tidak benar. Allah maha kaya. Beberapa hari sejak memutuskan resign dari kantor, tak lama ada kabar gembira dari suami, bahwa beliau mendapat kesempatan untuk promosi jabatan. Tak ada yang luput dari kasih sayang Nya. Selain suami yang mendukung untuk berhenti bekerja juga ada ibu saya yang sama sekali tidak mempermasalahkan apakah anaknya ingin berkarir kantor atau tetap mengasuh anak di rumah. Meski ngga semuanya setuju, dipandang sebelah mata, tetapi inilah pilihan yang telah diambil. Sambil memanjatkan do'a agar kita selaku orang tua tetap sehat sampai anak-anak bisa mantap sendiri, mandiri meneruskan kehidupannya kelak.

Rasanya hidup ini berbeda ketika ada anak, apalagi mengurus rumah penuh waktu. Katanya sih lebih lelah dibanding bekerja di kantor. Tapi menurut saya ngga bisa dibandingkan, apa karena tak terbandingkan yaah. Dan ngga bisa dipungkiri kalau kita pun butuh tenaga kerja wanita contohnya dokter kandungan. Lebih baik profesi tersebut tidak memakan banyak waktu dalam meninggalkan anak dan rumah. Karena dalam islam, seorang istri ialah pendamping suami dan ibu bagi anak-anaknya, memegang amanah sebagai pengatur urusan dalam rumah suaminya serta anak-anaknya. Namun untuk kondisi tertentu diperbolehkan bekerja dengan syarat tetap menjaga kemuliaan dirinya. Bisa lebih lanjut baca di http://muslim.or.id/9164-pahala-melimpah-bagi-muslimah-yang-tinggal-di-rumah.html. Tulisan ini saya dedikasikan untuk anakku Kaina Almas yang udah 2 tahun di tanggal 27 Agustus kemarin. Dan buat buibu yang masih ragu untuk stay at home, ibu di rumah jangan lupa do'a terus, mantapkan hati, luruskan niat :) semoga tulisan ini bisa bermanfaat.

Komentar

  1. Salut sm mba... Semoga makin berkah semua urusan ya mba...

    Salam kenal :)

    BalasHapus
  2. kerja di rumah juga sangat indah.. saya juga masih menikmati kerja di rumah, walau (jujur) kadang merindukan masa2 sibuk dgn kerjaan kantor dan merindukan menerima gaji sendiri, xiixix

    sehat terus ya Kaina sayang :)

    BalasHapus
  3. Yang mana yang menurut kamu terbaik aja, Ci. Nggak usah dengerin apa kata orang. Semangat, ya ^^

    BalasHapus
  4. Semoga pilihan yang mbak pilih yg terbaik dan di ridhoi Allah :-)

    BalasHapus
  5. Terima kasih yah do'a dan kunjungannya :)

    BalasHapus
  6. Dua hal yang gak bisa dibandingkan ya sebenernya. Ibu di rumah dan ibu bekerja.
    Semoga pilihannya adalah pilihan terbaik, Barakallah

    BalasHapus

Posting Komentar

Hai, terima kasih sudah mampir di cigrey.com. Yuk leave comment. Semoga bermanfaat ^^

Mohon maaf komentarnya dimoderasi dulu ya 🙂
Twitter / IG : @uciggg (sila follow yaa ^^)